Pasar KUD Ambruk, Pemko Siapkan Dua Lokasi Penampungan Sementara Untuk Pedagang

KABARTIGA, TANJUNGPINANG – Gerbang pintu masuk pasar Ikan KUD pelantar II, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, ambruk sekitar pukul 09.45 WIB, Sabtu (5/3/2022).

Mendengar insiden ini, Wali Kota Tanjungpinang, Rahma langsung turun ke lokasi dan melihat kondisi pasar yang telah rusak parah.

Bacaan Lainnya

Ia memastikan Pemerintah Kota Tanjungpinang telah menyiapkan dua lokasi untuk menampung sementara pedagang pasar ikan yakni di rimba jaya dan jalan Tengku Umar.

“Kita siapkan dua alternatif, kalau tidak di rimba jaya, di jalan Tengku Umar untuk menampung sementara pedagang pasar baru 2 ini,” ucap Rahma.

Melihat kondisi ini, kata Rahma, tentu rencana merelokasi seluruh pedagang kita segerakan, karena ini menyangkut keselamatan kita semua, selain keselamatan yang berjualan, juga pengunjung pasar.

“Sembari menunggu pasar dibangun kembali. Saya mohon suport dan dukungan seluruh pedagang untuk pindah sementara. Karena, pasar ini berbahaya, harus di kosongkan,” pinta Rahma.

Mengenai pembangunan pasar, Rahma menjelaskan di tahun 2021, pemko telah diberi kesempatan untuk melengkapi seluruh dokumen terkait rencana pembangunan pasar, yang pertama kita dianggarkan pusat sebesar Rp68 miliar untuk pembangunan pasar baru I, yang berlokasi di jalan pasar ikan.

“InsyaAllah, akan dibangun tahun ini. Sekarang, lagi persiapan semua tahapan untuk pembangunan fisik,” ucapnya.

Kemarin, lanjut Rahma, kita telah memberikan masukan ke pemerintah pusat untuk pembangunan pasar baru I dan II, karena memang kondisinya sudah parah, namun dengan pertimbangan anggaran dan sebagainya, maka didahulukan pembangunan pasar baru I.

Sedangkan, yang pasar baru II ini sedang berproses. Hal ini, karena kita ditanya mana yang ingin didahulukan. Sejujurnya, dari Detail Engineering Design (DED) 2013 yang kita ajukan, kami berharap pasar ini bisa sekaligus dibangun.

Ia memahami, membangun pasar itu, memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, selain yang perlu kita rehab ini juga kondisi bangunannya yang memang perlu segera dilakukan revitalisasi.

Apalagi, keberadaan pasar baru I dan II ini, sudah berdiri sejak 1969. Artinya, sudah tua dan memang membutuhkan revitalisasi. Ambruknya pasar ikan ini, karena kondisinya di atas air, jadi lebih cepat disebabkan abrasi.

“Ternyata, sekarang pasar baru II yang kedahuluan ambruk. Ini sudah kita komunikasikan ke pusat. InsyaAllah, Senin (7/3) saya ke Jakarta untuk menyiapkan segera rekomendasi untuk pembangunan pasar II ini,” tutur Rahma.

Sementara itu, Wakil Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB), Irwandi menyampaikan sejak dua pekan lalu pihaknya sudah melarang para pedagang ikan untuk berjualan di pasar itu, namun beberapa pedagang tetap nekat untuk tetap berjualan dengan alasan pemenuhan kebutuhan ekonomi.

“Kami sudah kasih peringatan. Malahan petugas kami dilawan oleh pedagang yang ingin tetap berjualan,” ujar dia.

Irwandi mengaku sejak robohnya salah satu bagian di dalam pasar itu sekitar dua pekan lalu, sudah merelokasi sebagian pedagang ke Jalan Tengku Umar di Pasar Mini Bestari, namun tempat itu belum bisa menampung semua pedagang.

Sebanyak 41 pedagang sudah direlokasi dan 25 pedagang lain ditempat parkir.

“Pasar Mini Bestari itu milik swasta, beri kita waktu sekitar dua minggu untuk memperbaiki agar lebih layak dan bisa menampung lebih banyak pedagang,” katanya.

Sumber: DiskominfoTanjungpinang

Pos terkait