Oleh:
(Helmayeni,SE.M.Si)
Adyatama Kepariwisataan Dan Ekonomi Kreatif
Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau
OPINI – Istilah Inovasi sering dipakai secara luas dalam berbagai bidang. Inovasi secara etimologi berasal dari kata latin “Innovation” yang berarti Pembaharuan atau Perubahan Schumpeter merupakan ahli yang pertama kali mengemukakan konsep Inovasi. Ia mendefinisikan “Inovasi” sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran Inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting (critical driving force) dalam Pertumbuhan Ekonomi.
Jenis-jenis Inovasi yang sering digunakan oleh pelaku-pelaku usaha dalam bisnisnya, yaitu :
- Inovasi Produk: meliputi isi (rasa, kualitas, dan lain-lain), dan kemasan (pembungkus, tulisan, warna, sistem buka tutupnya, bentuknya, dan lain-lain);
- Inovasi Marketing: meliputi cara menjual, cara mendistribusikan, cara memasarkannya, cara menciptakan permintaan;
- Inovasi Proses: meliputi proses penciptaan produk, proses produksi, proses teknologi pengemasannya, proses riset dan pengembangannya, proses menciptakan mesin baru;
- Inovasi Teknikal: meliputi teknik desain, teknik pengawasan serta teknik pengerjaannya;
- Inovasi Administrasi: meliputi penyimpanan data, pembuatan dan pengumpulan data.
Inovasi Pemasaran (Marketing Innovation) adalah Penerapan Metode Pemasaran yang baru atau peningkatan signifikan pada Pengemasan atau Desain Produk, Penempatan Produk, Promosi Produk atau Harga. Inovasi Pemasaran ini bertujuan untuk : 1) Meningkatkan Penjualan, 2) Memenuhi Kebutuhan Konsumen, 3) Membuka Pasar baru, serta 4) Menempatkan Produk Perusahaan dalam Pasar
Globalisasi Pasar berimplikasi pada Pelaku Ekonomi kreatif/UMKM yang harus bersaing dalam pemasaran produk. Perkembangan teknologi yang diintegrasikan dengan perdaganagan bergerak begitu pesat, sehingga melahirkan Revolusi Industri 4.0 dan bahkan sekarang 5.0. Persoalannya adalah pelaku Ekonomi Kreatif/UMKM masih mengandalkan cara konvensional untuk menjalankan bisnis. Apabila Pelaku Ekonomi Kreatif/UMKM tidak mau berinovasi maka akan terdisrupsi.
Bidang Pemasaran di era millennial menjadi sangat berkembang dan luas. Pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) atau UMKM dituntut untuk handal dalam menciptakan produk-produk yang berinovasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa ruang lingkup pekerjaan Pelaku Ekraf/UMKM di zaman sekarang sudah setara dengan para artis yang memiliki kemampuan seni tinggi agar produknya menarik di pasaran.
Pelaku Ekraf/UMKM juga perlu menguasai data analitis, pelayanan konsumen, dan desain produk. Lalu, apakah perubahan peran yang semakin berkembang ini membutuhkan cara berpikir baru tentang Inovasi dalam Pemasaran?
Langkah-langkah Pelaku Ekraf/UMKM dalam melakukan Inovasi Pemasaran agar produknya dapat bersaing di era millennial adalah sebagai berikut:
- Kolaborasi penciptaan sebuah produk bersama Konsumen/Pelanggan,
Kemajuan teknologi saat ini telah membentuk para pelanggan yang bukan hanya sebagai konsumen, namun mereka juga pembuat konten. Ide-ide serta inovasi dari para pelanggan sudah tidak dapat diragukan lagi. Jika Anda sebagai pelaku Ekraf/UMKM hanya fokus untuk membuat produk yang akan digunakan oleh pelanggan, bersiaplah menerima kenyataan mungkin produk Anda tidak dapat bersaing di pasaran. Inovasi dalam pemasaran menuntut kita untuk bekerja dengan pelanggan sejak awal kita benar-benar tahu apa yang mereka butuhkan.
Untuk mengetahui hal ini, perlu melakukan beberapa penelitian sebelum membuat produk. Sebagai contoh, tim pemasaran ikut menghabiskan waktu dengan orang-orang yang bekerja dari rumah atau menjadi karyawan penuh waktu di kantor. Pelaku Ekraf/UMKM, usahakan untuk benar-benar terjun ke dalam dunia pelanggan.
Melalui penelitian ini, Pelaku Ekraf/UMKM dapat mengidentifikasi produk apa saja yang benar-benar diperlukan oleh konsumen/pelanggan.
- Teamwork merupakan hal yang sangat penting
Dalam mempromosikan produk, Pelaku Ekraf/UMKM tidak dapat selalu bergantung pada media berbayar dan public relations. Teamwork adalah media baru, mereka tidak hanya dapat menjadi sumber daya yang baik namun juga dapat dijadikan penguat penjualan kita.. Dalam hal ini, Pelaku Ekraf/UMKM perlu menginspirasi serta menyalurkan inovasi kepada semua anggota tim. Perlakukan semua orang sebagai bagian penting dari tim pemasaran kita, entah itu karyawan, mitra, atau bahkan konsumen/pelanggan.
- Evaluasi Pengalaman Konsumen/Pelanggan
Pengalaman pelanggan apa saja yang perlu diperhatikan? Contohnya, bagaimana tanggapan pelanggan terhadap produk yang kita jual, apakah proses pembelian produk menyulitkan pelanggan atau tidak, dan bagaimana hubungan kita dengan pelanggan dari waktu ke waktu. Hal Ini membutuhkan waktu dan sumber daya manusia yang cukup untuk menjalankanny, sehingga dapat melahirkan pemikiran inovasi lainnya yang mungkin belum pernah diketahui sebelumnya.
- Pengukuran keberhasilan Pemasaran dengan Inovasi
Melalui perkembangan digital, kita dapat mengukur keberhasilan pemasaran dengan akurat. Kita dapat mengetahui dengan tepat apakah strategi pemasaran yang diterapkan benar-benar berfungsi atau tidak. Hal ini memberi peluang kepada pelaku Ekraf/UMKM untuk mengukur dan mengelola dirinya dengan cara-cara baru.
Sebelum perkembangan teknologi, keberhasilan pemasaran diukur dari anggaran dan berdasarkan prestasi-prestasi yang diraih oleh pemasaran dengan memenangkan penghargaan inovasi. Saat ini, kemampuan untuk mengukur data dan menyesuaikan strategi secara nyata telah memungkinkan pemasaran untuk membuktikan nilainya kepada bisnis dengan cara yang benar-benar baru.
- Berpikir dengan Cara yang Baru
Di masa lalu, Pelaku Ekraf/UMKM mesti beroperasi lebih pengusaha yang menyesuaikan produk mereka dengan permintaan pasar. Perubahan yang terjadi dalam perilaku konsumen, teknologi, dan media menuntut Pelaku Ekraf/UMKM untuk memiliki inovasi yang tinggi. Pelaku Ekraf/UMKM di masa lalu dituntut untuk seperti artis, manajer, dan promotor. Namun, di era millennial mereka perlu mendorong dirinya untuk berpikir seperti Inovator dan Entrepreneur.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Inovasi dapat menciptakan produk/jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, memperluas pasar, sehingga produk/jasa yang dihasilkan dapat bersaing. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan Pelaku Ekraf/UMKM.***