Festival Pacu Jalur 2025: Dari Tradisi Sungai ke Panggung Dunia

Togak luan menari dan menggerakkan tubuh untuk membangkitkan semangat para pendayung. (Foto: Albet)

KABARTIGA.ID, Kuansing – Festival Pacu Jalur 2025 yang berlangsung di Tepian Narosa, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mencetak rekor baru. Lebih dari 200 jalur—perahu panjang—berlaga pada 20–24 Agustus 2025. Bukan hanya dari Kabupaten Kuansing, peserta kali ini juga datang dari Indragiri Hulu hingga Sumatera Barat, menegaskan daya tarik tradisi ini yang melintasi batas daerah.

Namun, Pacu Jalur bukan sekadar lomba adu cepat di sungai. Ia adalah napas gotong royong, simbol kebersamaan, dan kekuatan masyarakat Melayu Kuansing yang sudah bertahan selama 125 tahun. Di setiap kayuhan pendayung, tersimpan cerita panjang tentang perjuangan, persatuan, dan kehormatan.

Tradisi ini lahir sejak era kolonial Belanda, dulu digelar untuk memperingati hari lahir Ratu Wilhelmina. Ketika Jepang menduduki Nusantara, perlombaan sempat terhenti. Tapi setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur bangkit lagi—kali ini untuk merayakan hari-hari besar Islam dan nasional, seperti Idul Fitri, Maulid Nabi, 1 Muharam, dan Hari Kemerdekaan. Tahun ini, rangkaian Pacu Jalur sudah dimulai sejak Juni, dan kini tiba di puncak perayaan: Festival Pacu Jalur di Tepian Narosa.

Keistimewaan Pacu Jalur tak hanya terlihat di arena lomba, tetapi sejak proses pembuatannya. Jalur dibuat dengan ritual adat yang sarat makna, dimulai dari penebangan kayu pilihan yang disertai doa, dilanjutkan upacara tepuk tepung tawar, hingga petuah Ninik Mamak. Semua ini menjadikan setiap perahu bukan sekadar alat lomba, tapi pusaka hidup yang dihormati.

Tahun ini, dukungan juga datang dari dunia industri. PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), bagian dari APRIL Group, mensponsori empat jalur tangguh: Alam Cahayo Tuah Nagoghi (Sikakak Cerenti), Panglimo Hitam Bintang Nagoghi (Desa Ketaping Jaya), Singa Kuantan (Desa Sei Pinang), dan Batu Lompatan Harimau Kompe (Desa Kinali).

Pacu Jalur bukan hanya tradisi—ia kini menjadi ikon budaya Melayu Kuansing yang mendunia. Yuk, simak potret meriah Festival Pacu Jalur 2025 di Tepian Narosa yang kini viral hingga ke mancanegara!

Togak luan menari dan menggerakkan tubuh untuk membangkitkan semangat para pendayung. Foto: Albet

 

Pendayung sibuk membersihkan jalur sebelum turun berlaga di Tepian Narosa. Foto: Albet

 

Atlet pacu jalur bersiap penuh konsentrasi sebelum menuju garis start. Foto: Albet

 

Pawang jalur khusyuk melakukan ritual kecil, memohon keselamatan dan kemenangan sebelum perahu panjang turun berlaga. Foto: Albet

 

Para jalur melaju kencang menuju garis finish setelah tanda dilepas. Foto: Albet

 

Sinergi pendayung menentukan seberapa kencang jalur melesat menuju garis finish. Foto: Albet

 

Gerakan togak luan menjadi isyarat visual bagi penonton: berdiri saat unggul dan duduk atau melompat saat tertinggal. Foto: Albet

 

Suasana meriah, masyarakat memadati arena pacu untuk mendukung jalur kebanggaannya. Foto: Albet

 

Sungai Kuantan, tepatnya di Tepian Narosa, menjadi arena Pacu Jalur yang menampilkan panorama indah. Foto: Albet

 

Kayuhan pendayung menjadi simbol utama Pacu Jalur, mencerminkan kekompakan dan kekuatan. Foto: Albet

Narasi dan Foto: Albet

Pos terkait