Kasus COVID-19 Menurun, Wamenkes: Saatnya Perkuat Ketahanan Medis

KABARTIGA, JAKARTA – Saat ini Indonesia telah melewati masa puncak kasus COVID-19. Kasus konfirmasi, perawatan di rumah sakit, dan kematian juga terus mengalami penurunan. Meskipun demikian, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dalam menghadapi pandemi COVID-19.

“Menurunnya kasus yang ada di tempat kita bukan membuat kita menjadi terlena, seperti pesan Bapak Presiden, akan tetapi inilah saatnya kita melakukan penguatan terhadap ketahanan medis. Ketahanan medis itu dipentingkan karena beberapa kasus itu terjadi juga peningkatan di beberapa tempat,” ujar Wamenkes, dalam Keterangan Pers mengenai Perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Terkini, Senin (06/09/2021) malam, secara virtual.

Bacaan Lainnya

Saat ini, ungkap Dante, eskalasi kasus masih terjadi di sejumlah negara tetangga Indonesia, seperti di Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Lonjakan kasus juga kembali terjadi bahkan di negara yang telah memiliki capaian vaksinasi yang tinggi, seperti di Amerika Serikat yang angka vaksinasinya mencapai 52 persen, Inggris 63 persen, dan Israel 63 persen.

“Ini disebabkan karena abai protokol kesehatan, yang selama ini diabaikan karena merasa sudah dilakukan vaksinasi. Jadi vaksinasi bukan satu-satunya game changer, tetapi merupakan salah satu komponen yang penting untuk dilakukan, tetapi yang (juga) penting adalah protokol (kesehatan) masyarakat,” ujar Dante.

Selain percepatan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan, Wamenkes juga menekankan pentingnya untuk tetap meningkatkan upaya deteksi guna terus menekan laju penularan COVID-19.

“Dari berbagai macam strategi penanganan yang perlu dilanjutkan, maka yang paling penting adalah tes epidemiologi, kemudian rasio kontak erat yang dilacak, dan percepatan vaksinasi pada saat kita sekarang sudah melalui masa-masa sulit,” ujarnya.

Dante mengungkapkan, saat ini positivity rate secara nasional semakin menurun dan mendekati 6,97 persen. Oleh sebab itu, jumlah penelusuran atau tracing  yang sekarang sudah mencapai 7,98 persen harus ditingkatkan kembali dan diharapkan dapat mencapai rasio 10 kontak erat per kasus konfirmasi.

“Untuk daerah-daerah yang tinggi ini diharapkan untuk melakukan kegiatan tracing lebih optimal ketika kasusnya sudah mulai ringan seperti sekarang ini, sehingga kita menghindari dari lonjakan kasus berikutnya yang mungkin sekali lebih berat,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Wamenkes juga mengingatkan mengenai potensi peningkatan kasus COVID-19 seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.

“Yang harus kita hati-hati adalah peningkatan kasus akibat aktivitas yang meningkat, yang mungkin akan terjadi menghadapi libur peringatan Maulid Nabi yang nanti akan ada di bulan depan,” ujarnya.

Oleh karena itu, ujar Dante, implementasi PPKM Level 1-4 harus tetap dilakukan. Begitu juga dengan penerapan protokol kesehatan yang didukung oleh aplikasi PeduliLindungi.

“Kita sudah mempunyai PeduliLindungi. Dengan PeduliLindungi ini, masyarakat dipantau, kemudian dimitigasi, serta dievaluasi status mobilisasinya,” terangnya.

Diungkapkan Dante, penggunaan PeduliLindungi telah dilakukan pada enam sektor utama dan segera akan digunakan di beberapa sektor yang lainnya.

Dalam aplikasi PeduliLindungi terdapat empat kriteria, yaitu kriteria hijau, kuning, merah, dan hitam. Kiteria hitam adalah mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19 lainnya. Hingga saat ini PeduliLindungi telah berhasil menjaring masyarakat yang terdeteksi sebagai kriteria hitam sebanyak 1.625 kasus, yang umumnya terdeteksi saat memasuki sektor perdagangan, terutama mal.

“Jadi ini penting sekali. Proteksi dengan menggunakan PeduliLindungi ini untuk menjaga masyarakat supaya tidak terjadi kontak yang erat,” imbuhnya.(Red/Setkab)

Pos terkait