Hasil Penelitian: Sebuah Pertemanan Kaya dengan Miskin Bisa Kurangi Kemiskinan

KABARTIGA, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa pertemanan antara si kaya dan si miskin dapat mengurangi kemiskinan.

Penelitian yang dipimpin oleh ekonom dari Universitas Harvard, Raj Chetty, itu telah menganalisis lebih dari 21 miliar pertemanan di Facebook, 84% di antaranya adalah orang dewasa di Amerika Serikat usia 25-44 tahun. Hasilnya, Chetty menemukan bahwa kunci untuk mengurangi kemiskinan adalah hubungan pertemanan antara mereka yang berasal dari kelompok ekonomi sosial rendah dan ekonomi menengah ke atas.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Mulai Besok, 6 Wilayah Kerja Migas RI Dilelang, Begini Tahapannya

Selama ini kondisi ekonomi sebuah keluarga di mana anak dilahirkan sangat menentukan nasibnya di masa depan. Namun, penelitian ini menemukan pengecualian untuk pola tersebut.

Apabila anak miskin tinggal di daerah di mana dia bisa memiliki lebih banyak pertemanan dengan orang kaya, hal itu secara signifikan bisa meningkatkan penghasilan anak-anak miskin di kemudian hari di masa dewasa, menurut penelitian tersebut.

Persahabatan lintas kelas ini, yang disebut peneliti sebagai keterhubungan ekonomi, memiliki dampak yang lebih besar daripada kualitas sekolah, struktur keluarga, ketersediaan pekerjaan, atau komposisi ras di masyarakat. Orang-orang yang Anda kenal membuka peluang ekonomi yang bisa memengaruhi masa depan Anda.

“Keterhubungan ekonomi itu memengaruhi segalanya, mulai dari membentuk aspirasi dan norma dan karier hingga memberikan informasi berharga tentang sekolah dan perguruan tinggi, serta menyediakan koneksi ke magang dan peluang kerja,” ungkap peneliti, dikutip dari Fortune, Selasa (2/8/2022).

Namun, perlu dicatat, keterhubungan ekonomi hanyalah salah satu ukuran modal sosial yang dipelajari para peneliti. Sebab, ada faktor-faktor lain yang juga memengaruhi tingkat pendapatan seseorang.

Menariknya, meskipun anak-anak miskin yang berteman dengan anak kaya bisa mendapat prospek pekerjaan yang lebih baik di masa depan, tapi para peneliti menemukan bahwa hal itu cukup jarang terjadi.

Anak-anak dari keluarga paling miskin hanya memiliki 2% teman yang berasal dari kelompok pendapatan teratas. Sementara itu, untuk orang-orang dengan distribusi pendapatan 10% teratas, 34% teman mereka juga berasal dari kelas ekonomi yang sama.

Peneliti menyebut fenomena ini sebagai bias pertemanan yang didefinisikan sebagai kecenderungan orang-orang dengan sosial ekonomi yang sama untuk saling berteman. Para peneliti mengakui bahwa menilai bahwa bias pertemanan harus dilihat sebagai komponen penting dalam meningkatkan pemerataan pendapatan.

Sumber: CNBCIndonesia

Pos terkait