Kabartiga – Mayoritas pemilih dari generasi Z (Gen Z: kelahiran 1997-2012) dan Y (Gen Y atau Millennials: kelahiran 1981-1996) diperkirakan bakal mendominasi komposisi pemilih pemilu serentak 2024. Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM) kembali melakukan survei dengan penelitian “Preferensi Generasi Z & Milenial Terhadap Parpol & Tokoh Tokoh Calon Presiden di Pemilu 2024”.
Koordinator Survei LPMM Andrey Santoso mengatakan, berdasarkan Survei Penduduk BPS 2020, jumlah gen Z yang ada saat ini mencapai 74,93 juta jiwa, disusul dengan milenial 69,38 juta jiwa. Dengan jumlah itu, gen Z diperkirakan menjadi kelompok pemilih terbesar yang akan mendominasi dalam Pemilu 2024.
Dukungan suara generasi Z dan generasi Y akan menjadi faktor penting kemenangan pada Pemilu 2024 mengingat besarnya komposisi pemilih dalam kelompok usia ini sangatlah menarik dilakukan kajian melalui penelitian untuk mengetahui arah suara dan prilaku gen Z & Y dalam perhelatan Pemilu 2024.
Selain itu, kata Andrey metodologi penelitian ini dilakukan di 34 provinsi di Indonesia, dimana untuk setiap provinsi dipilih secara acak (random) satu kabupaten dan satu kota. Jumlah sekolah diambil menggunakan teknik proportional sampling sehingga kabupaten atau kota yang lebih banyak jumlah sekolahnya memiliki jumlah sampel sekolah yang lebih banyak pula.
”Total jumlah sampel dalam survei ini adalah 2.181 orang, yang terdiri dari 1.090 Generasi Z yang sudah dan akan memiliki hak pilih pada Pemilu 2024 dan 1.091 merupakan Generasi Milenial,“ kata Andrey dalam keterangan resminya, Minggu (13/11/2022).
Andrey menjelaskan, dengan jumlah sampel tersebut, diperhitungkan margin errornya sebesar 2.23% dengan besaran tingkat kepercayaan yang mencapai 95%. Penelitian ini mengambil data-data penelitian sejak 21 Oktober sampai dengan 3 November 2022.
Hasil penelitian pada hasil penelitian survei menunjukkan bahwa 81,7 % generasi Z & Y mengakses berita terkait politik melalui media sosial. “Karena itu partai atau tokoh politik dengan penguasaan konten media sosial yang baik berpotensi untuk menang.sedangkan Generasi Z & Y yang mengakses berita politik melalui media mainstream sebanyak 18,3 %,” ucapnya.
Dia menyebutkan, untuk melihat bagaimana pemilih Gen Z dan Y memandang pemerintahan Jokowi memberikan wawasan lebih lanjut tentang keyakinan politik mereka. Dalam survei ini menemukan bahwa sekitar seperempat pemilih terdaftar berusia 18 hingga 23 tahun (22,7 %) tidak menyetujui bagaimana Jokowi menangani pekerjaannya sebagai presiden, sementara sekitar tiga perempat setuju (77,3%).
Sementara Pemilih milenium atau Gen Y hanya lebih sedikit untuk menyetujui pekerjaan Jokowi sebagai Presiden dalam menanggulangi COVID 19 Dan Recovery Ekonomi yaitu (64,2%) Sementara sebanyak 35,8 tidak setuju dengan kerja Jokowi.
Menurut Persepsi Gen Z & Y pemilu 2024 harus menjadi pemilu yang penuh dengan debat visi dan misi yang lebih bermutu dibandingkan isu politik identitas. hal ini tergambar dari jawaban 88,3 persen Gen Z & Y tidak menyukai dan tidak akan memilih parpol ataupun capres cawapres yg tim suksesnya memainkan politik identitas dan sebanyak 7,4 persen bersifat masa bodo dengan isu isu politik yang dibawakan parpol ataupun Capres-Cawapres sementara 4,3 persen tidak menjawab.
“Ada 34,2 persen Gen Z menyatakan bahwa film dan serial TV adalah kategori berita yang paling banyak dicari sedangkan perkembangan sosial-politik berada di urutan kedua yaitu sebanyak 30,4 persen, dan sebanyak 35,4 persen Gen Z mencari berita perkembangan teknologi digital, “ungkapnya.
Selain itu, mayoritas Gen Z sebanyak 64,2 persen dengan melalui media sosial generasi Z mengendus, menganalisis, dan menganjurkan sebuah perlawanan terhadap situasi politik yang mereka anggap sedang bermasalah sedangkan Gen Y atau milenial kalah besar oleh Gen Z dalam mengakses situasi politik di Medsos, walaupun Mayoritas di Gen Y yaitu sebanyak 57,7 persen.
Sementara untuk Gen Y atau milenial mayoritas atau 71,9 persen menginginkan presiden yang mampu mengelola perekonomian Indonesia karena mereka mayoritas banyak yang kehilangan mata pencariannya selama masa pandemik Covid-19. Sementara sebanyak 10,2 persen presiden merakyat, dan sebanyak 4,4 persen menginginkan presiden yang seagama dengan Gen Y dan selebihnya tidak memberikan jawaban.
Pilihan generasi Z dan Y terhadap Karakteristik Presiden penganti Jokowi hampir mayoritas ingin Indonesia memiliki presiden yang bebas korupsi menduduki peringkat pertama dengan angka 54,3 persen dan diposisi kedua, karakteristik tegas dan lugas 39,3 persen kemudian selebihnya Karakteristik Presiden merakyat dan sederhana 6,4 persen.
Separuh dari Generasi Z dah Y mengatakan, bahwa kandidat presiden yang diinginkan kandidat presiden yang memiliki pengalaman pemerintahan 66,7 persen, memilki pengalaman bisnis 57,2 persen memiliki pengalaman dalam aktivisme sosial yang menarik bagi mereka sebanyak 51,6 persen dan terkait dengan ketenaran dan popularitas kandidat presiden di media mainstream maupun sosial bagi mayoritas Generasi Z & Y atau 84,8 persen tidak akan berdampak pada pandangan mereka untuk memilih seorang kandidat presiden.
Preferensi Generasi Z & Y (Milenial) terhadap pilihan kepada parpol dengan mengunakan simulasi nama nama parpol yang memiliki kursi di DPR RRI dan Parpol lainnya yang tidak memiliki kursi di DPR RI di kertas kuisioner, yang diberi pertanyaan sebagai berikut “Jika Pemilu Legislatif digelar pada saat ini, Parpol mana yang menjadi pilihan Anda?”
Hasilnya Golkar menjadi partai politik yang paling banyak dipilih oleh Generasi Z & Y yaitu dipilih sebanyak 18,9 persen, disusul oleh PDI Perjuangan 17,7 persen, Gerindra 17,4 persen dan Demokrat 7,2 persen, PKS 6,6 persen, PKB 5,1 persen, Nasdem 3,3 persen, PAN 3,1 persen, PPP 2.9 persen dan nama parpol lainnya dipilih sebanyak 3,4 persen. Sementara tidak memilih sebanyak 14,4 persen.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin menilai munculnya survei dari Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPM) terkait pemilih dari generasi Z (centenial) dan Y (milenial) yang lebih memilih Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto sebagai Presiden di Pemilu 2024 membuktikan sosok Airlangga merupakan tokoh yang diinginkan pemilih generasi Z dan generasi Y.
“Itu bukti Airlangga Hartarto di inginkan generasi centenial (Z) dan generasi Milenial (Y) sebagai calon presiden 2024, maka peluang ini harus dijaga,” kata Ujang kepada wartawan, Minggu (13/11/2022). Ujang menjelaskan bahwa kerja keras tim Airlangga Hartarto di Partai Golkar juga menjadi faktor utama untuk menggaet pemilih generasi Z dan generasi Y.
“Kerja keras tim Airlangga Hartarto di Golkar jadi faktor utama untuk menggaet pemilih generasi Z dan generasi Y,” ujarnya.Menurut dia, Airlangga Hartarto miliki elektabilitas yang tinggi, dan sosok Airlangga menjadi daya tarik generasi milenial untuk mendukung Airlangga sebagai calon presiden.