OPINI – Peristiwa kematian merupakan hak Allah semata. Tiada satupun hal atau peristiwa yg menimpa umat manusia selain atas izin Allah. Karena olehnya marilah kita ucapkan Innalillahi wainna ilaihi rojiuun.
Hari ini 25 Desember 2022, Keluarga Besar HMI dan Umaat Islam dan Bangsa Indonesia tertimpa kedukaan atas Meninggalnya Senior, Guru, Orang Tua, Tokoh Bangsa, abangda Drs. H Ridwan Saidi, dipanggil kehariban Allah SWT. Ridwan Saidi menjadi Ketum PB HMI Periode 1974 – 1976 dan berkiprah di PPP di zaman Orba. Ketekunan dan kecerdasannya sebagai politisi, lalu menghantarkannya menjadi anggota DPR RI. Zaman itu bang Ridwan dikenal sebagai politisi muslim yg brelian dan cemerlang, dlm mengarticulasi tugasnya sebagai anggota Parlemen.
Bang Ridwan sudah pergi untuk selama lamanya, tugas terbaik kita, mengikhlaskan kepergiaanya dg iringan doa tulus moga Allah al Ghofar mengampuni segala khilaf dan salahnya, dan Allah Al Jalal, Wal Mutakabbir menerima segala amal baiknya, karya dan pandangannya dg pahala yang berlipat ganda, serta menempatkannya menjadi ahlul jannatul ma’wah dan kekal di dalamnya. Bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan untuk menerima ujian ini. Kepada keluarga besar HMI tetap tegar, tegap dan tegas melanjutkan estafeta perjuangan, jejak langkah perkaderan yg ditinggalkan almarhum.
Diawal thn 1990 an saya berkenalan dg Bang Ridwan Saidi. Melalui kegiatan Bedah Buku di ruang media Majalah Himmah UII, Jln Cik Ditiro Yogyakarta. Saat itu saya diminta untuk membedah buku JIB Jong Islamieten Bond (JIB) tulisan bang Ridwan Saidi. Beberapa hari ini sejak berita khabar Bang Ridwan dikhabarkan sakit, dan hari ini saya cari lagi buku JIB itu, ternyata buku yang mengkisahkan pergumulan intelectual politik para pemuda islam, mahasiswa islam di zaman Belanda sdh tidak lagi pada deretan buku buku di lemari buku saya mungkin sdh berpindah tangan. Semoga buku itu tetap berfaedah bagi sang pembaca.
Buku itu tentu mengisahkan garis linier dealektika pergerakan intelectual politik activis islam di zaman Belanda yg kemudian menjadi pelopor pendiri dan pemimpin negara di awal kemerdekaan. Mereka yg berdealectika di JIB itu kemudian mrnjadi pemimpin yg sangat berkaracter, berintegrity, intelectual muslim, technocratis, negarawan, tulus dan sederhana. Pandangan keagamaan mereka sebagai muslim menginstitusi menjadi etos pergerakan dlm pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Tentu idealisme pergerakan, spirit kejuangan tokoh Jong islamieten Bond juga turut mempengaruhi alam pemikiran generasi pendiri HMI thn 1947 di Yogyakarta.
Beberapa tahun lalu sekitar thn 2015, 28 November di Taman Ismail Marzuki, almarhum menghadiah saya sebuah buku “aku HMI” Narasi Ridwan Saidi. Ada banyak hal dari pernyataan Bang Ridwan Saidi yang saat itu terungkap soal HMI, namun saya kira tidak pada tempatnya dipaparkan di sini.
Belakangan ini kami kerap temu di Masjid Cut Mutiah, selain sholat bareng bang Ridwan selalu hadir mewarnai emeperan masjid dengan pemikiran kritis dan progresifnya terkait situasi bangsa dan negara. Bagi saya dan kita semua, terutama kader HMI saya dan kita kehilangan sosok sahaja yang terus berada di akar rumput merawat suasana batin activis dan menggerakan kerja kerja perubahan.
SELAMAT JALAN BANG RIDWAN MOGA HYSNUL KHOTIMAH.
Ciputat 25 Desember 2022
MHR SHIKKA SONGGE