80 Peserta IDF Tinjau Program Pariwisata Biru di Kepri Coral

Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti (kanan) mendampingi peserta IDF saat mengunjungi Kepri Coral, Batam yang merupakan tempat dilaksanakannya program pariwisata biru, Selasa (19/12/2023).

KABARTIGA.ID, Batam – Sebanyak 80 peserta Indonesia Development Forum (IDF) maninjau lokasi tempat penerapan program Pariwisata Biru di Kepri Coral, Batam, Selasa (19/12/2023).

Turut hadir dalam rombongan Deputi Pengembangan Destinasi & Infrastruktur Kemenparekraf/Barekraf RI, dan Deputi Bidang Ekonomi Bappenas RI.

Bacaan Lainnya

Kadispar Provinsi Kepri, Guntur Sakti yang mendampingi peserta IDF mengatakan, kunjungan itu merupakan tinjauan lapangan program pariwisata biru berkelanjutan di Provinsi Kepri.

“Dalam forum IDF Kepala Bappenas mengatakan, Kota Batam memiliki salah satu pariwisata berbasis ekonomi biru yaitu Kepri Coral,” katanya.

Guntur berharap ini bisa mengembangkan potensi ekonomi biru berkelanjutan.

Manajemen Kepri Coral, Eddy memaparkan, Kepri Coral yang terletak di Pulau Pengalap ini merupakan salah satu gugusan Pulau Abang. Kawasan wisata ini masuk dalam wilayah Kecamatan Galang, Kota Batam.

Di pulau ini pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas wisata. Seperti bermain di dermaga apung, mengunjungi akuarimum bawah air, hingga snorkeling.

“Daya tarik utama dari tempat ini adalah pemandangan lautnya yang indah. Pengunjung dapat menikmati kapan saja. Pasir putih yang halus dan lembut menambah keindahan pantai,” ujarnya.

Dalam forum IDF, pada Senin (18/12/2023), Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan pembahasan mengenai ini.

Menurutnya, proyeksi nilai tambah ekonomi berbasis perairan atau ekonomi biru akan mencapai US$ 30 triliun pada 2030 mendatang.

“Wilayah laut Indonesia memiliki potensi ekonomi biru yang besar, di antaranya Natuna, Selat Malaka, Teluk Cendrawasih, Selat Capalulu, dan sejumlah lokasi lain,” jelasnya.

Menurutnya, pengoptimalan pariwisata biru dapat meningkatkan efektivitas dengan memberikan perlindungan habitat dan biodiversitas.

“Serta dapat menurunkan 20 persen efek penggunaan gas rumah kaca dan menciptakan sekitar 12 juta lapangan kerja pada 2030 mendatang,” tambahnya. (*)

Penulis/Editor: Median

Pos terkait