Gandengan Tangan Capres-Cawapres: Pesan Hangat Menuju Pemilu Damai dan Demokratis

Tangkapan layar aksi gandegan tangan para Capres dan Cawapres pada debat kelima di JCC, Jakarta, Minggu (4/2/2024).

KABARTIGA.ID, Tanjungpinang – Debat pamungkas antara pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu malam, 4 Februari 2024, tidak hanya menjadi panggung adu gagasan, tetapi juga menyiratkan pesan bahwa pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia tetap sejuk, aman, dan damai.

Momentum puncak dari serangkaian debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI ini menjadi penentu akhir sebelum masyarakat memberikan suara dalam Pemilihan Umum Presiden (Pemilu) 2024 yang berlangsung pada 14 Februari mendatang.

Bacaan Lainnya

Meski sejumlah sesi debat sebelumnya sempat memanas karena adu gagasan dan pandangan, debat pamungkas ini menghadirkan momen hangat ketika ketiga pasangan Capres-Cawapres berpegangan tangan dan berpelukan di akhir acara.

Pesan penting yang diusung oleh debat pamungkas ini adalah bahwa perbedaan pendapat dan visi antar calon pemimpin tidak harus menciptakan konflik atau perpecahan.

Ketiga pasangan Capres-Cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2 dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan urut 3 ini menunjukkan sikap dewasa dan kedewasaan politik dengan merangkul satu sama lain, menegaskan bahwa pesta demokrasi adalah ajang berkompetisi yang sehat dan beradab.

Debat ini menjadi sorotan karena bukan hanya membahas isu-isu nasional yang krusial, tetapi juga menyoroti bagaimana para pemimpin masa depan menghadapi perbedaan pendapat.

Selain itu, penonjolan citra persahabatan antar calon pemimpin ini menjadi kontrapoin positif di tengah dinamika politik yang sering kali diwarnai oleh ketegangan.

Para calon pemimpin, meskipun berada dalam persaingan ketat untuk mendapatkan kepercayaan rakyat, sepakat untuk menyelesaikan perdebatan dengan sikap saling menghormati. Kedekatan dan persaudaraan yang terlihat di akhir debat membangun citra bahwa persaingan dalam Pemilu 2024 dapat diiringi oleh kerja sama dan persatuan setelahnya.

Dalam berbagai sesi debat, ketiga pasangan Capres-Cawapres secara tegas menyampaikan visi dan misi mereka untuk masa depan bangsa. Isu-isu seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan menjadi fokus utama pembahasan. Namun, perbedaan pendapat dan pendekatan antara mereka justru memperkaya diskusi dan memberikan ruang bagi pemilih untuk lebih memahami visi masing-masing kandidat.

Visi dan misi para pasangan Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024. Foto: Dok. KPU RI

Pengamat politik yang juga Direktur Public Trust Institute Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri), Robby Patria, menyoroti pentingnya citra Capres dan Cawapres dalam debat kelima Pemilu 2024. Menurutnya, pada debat tersebut, masing-masing calon berusaha menjaga penampilan agar tidak terlihat saling menyerang, karena hal ini dapat berdampak negatif pada citra mereka sebagai calon pemimpin.

“Jika citra mereka terlihat negatif di mata publik, ini dapat mempengaruhi elektabilitas mereka. Menurut saya, pada debat ketiga dan kelima, terlihat bahwa mereka menjaga penampilan,” ungkapnya.

“Pesan moralnya adalah agar Pemilu berlangsung sesuai dengan asas pemilu yang meliputi langsung, umum, jujur, dan bebas rahasia,” tambahnya.

Bagi Robby, sikap yang ditunjukkan oleh para Capres dan Cawapres merupakan cerminan dari demokrasi yang diharapkan. Hal ini penting untuk dijalankan mengingat Indonesia telah menggelar Pemilu yang kelima sejak reformasi 1998. Negara diharapkan menjadi lebih dewasa dalam berdemokrasi.

“Para calon presiden menunjukkan kesediaan mereka untuk bergandengan tangan di depan publik, karena jika tidak, apa yang akan terjadi di bawah,” kata Robby, akademisi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) itu.

Direktur Public Trust Institute perwakilan Kepulauan Riau (Kepri), Robby Patria. Foto: Albet

Robby juga menyoroti dinamika demokrasi di Indonesia yang tercermin dari berbagai kritik dan dukungan terhadap pemerintah, termasuk presiden, dari berbagai universitas. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari dinamika demokrasi di mana setiap orang memiliki kebebasan untuk berpendapat tanpa ada intervensi.

“Peran polisi sangat penting dalam menjaga agar setiap orang dapat menyatakan pendapatnya dengan aman. Di Tanjungpinang sendiri, sejak saya menjadi ketua KPU hingga sekarang, semuanya berjalan normal,” pungkasnya.

Komitmen Partai Politik Wujudkan Pemilu Damai

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota Tanjungpinang, Untung Budiawan, menyatakan bahwa momentum hangat saat debat terakhir merupakan sikap teladan bagi semua pasangan Capres dan Cawapres.

“Kami mengapresiasi sikap pemimpin nasional kami, baik paslon 01, 02, maupun 03. Ini menunjukkan sifat kedewasaan mereka yang patut dijadikan teladan dan contoh bagi kita semua, terutama partai-partai di Kota Tanjungpinang,” ungkapnya.

Untung menegaskan, hubungan Golkar yang merupakan pengusung Prabowo-Gibran, dengan semua partai politik di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri berjalan lancar karena mengutamakan kepentingan daerah dan nasional di atas kepentingan partai.

Terkait pemilihan presiden, dia mengajak untuk saling menghormati siapapun pemenangnya karena hal ini merupakan rutinitas yang harus dijalani setiap lima tahun sekali.

“Pemilu adalah pesta demokrasi yang harus dijalani dengan riang gembira, tanpa ada kekerasan,” tambahnya.

Untung juga menggarisbawahi pentingnya belajar dari sikap negarawan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto yang mampu menerima satu sama lain. Kala itu, Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno kalah dengan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pemilu tahun 2019 silam.

Dia berharap hal tersebut juga bisa dijadikan teladan di Kota Tanjungpinang.

“Di medsos (Media sosial, red), adu gagasan itu wajar saja. Namun, kita tetap harus menjaga persahabatan dan silaturahmi, terutama di antara pimpinan partai dan pendukung paslon,” paparnya.

Menurut Untung, Kota Tanjungpinang dikenal sebagai kota yang kondusif. Oleh karena itu, Golkar berupaya menciptakan suasana yang kondusif, damai, dan menjaga silaturahmi tetap terjaga.

“Kami berharap semua pihak dapat menjaga suasana damai dan tetap bersahabat,” imbuhnya.

Komitmen ini juga menjadi pegangan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tanjungpinang, Yandi Andrian. Menurutnya, sikap saling menghargai dan menghormati pilihan dalam Pemilu merupakan implementasi sikap kedewasaan berdemokrasi.

Selama masa kampanye, PKB berfokus pada penyampaian visi dan misi Capres dan Cawapres yang diusungnya pada Pemilu 2024 ini yakni pasangan Anies-Muhaimin atau AMIN. Bahkan, penyampaian ini disampaikan secara tenang dan tidak mengandung propaganda antar tim pemenangan yang ada di daerah.

“Kita sangat menghormati hak-hak masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas. Makanya, disini kita sangat menjunjung tinggi cita-cita Pemilu yang aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoaks, tanpa politisasi suku, agama, dan SARA serta tanpa politik uang,” tegasnya.

Bahkan, Yandi menilai debat terakhir yang berlangsung pada Minggu malam itu memberikan pesan hangat kepada seluruh rakyat Indonesia melalui gandengan tangan dan berpelukan antar paslon. Artinya, meski dalam penyampaian gagasan dan pendapat melalui debat sebelumnya terlihat menegangkan, tetapi diakhiri dengan damai.

“Debat terakhir itu tidak ada saling serang menyerang, semuanya aman dan tenang,” tuturnya.

Menurut Yandi, pesan hangat ini membuat semua tim pemenangan Capres dan Cawapres di daerah tetap saling akur dan menjaga etika berdemokrasi.

“Sampai saat ini, tidak ada gesekan-gesekan antar partai, antar pendukung, karena kita di Tanjungpinang ini semua teman, kenal semua. Makanya, selama kampanye bahkan sesudah pencoblosan, kita harap masyarakat menerima hasilnya, apa pun itu karena kita ingin Pemilu ini berakhir damai,” tutupnya.

Jaga Netralitas untuk Pemilu Berintegritas

Penyelenggara pemilu dituntut untuk selalu menjaga integritas, terutama di tengah jalannya tahapan Pemilu 2024. Integritas yang dipegang teguh oleh para penyelenggara pemilu menjadi salah satu penentu utama dalam keberhasilan demokrasi.

Ketua KPU Kota Tanjungpinang, Muhammad Faizal, menyatakan bahwa KPU Kota Tanjungpinang berkomitmen untuk menjaga netralitas dan integritas sebagai penyelenggara Pemilu. Mereka bertekad menyelenggarakan pemilu sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan.

Bahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Lembaga Adat Melayu (LAM) agar dapat mengimbau kepada seluruh pemuka agama dan adat untuk menjaga situasi damai menjelang pemilu.

Selain itu, KPU juga melakukan koordinasi intensif dengan kepolisian, kejaksaan, dan pihak terkait lainnya, termasuk partai politik. Partai politik, sebagai peserta pemilu, juga memiliki peran penting dalam menjaga kondisi agar tetap aman.

Faizal menekankan bahwa perbedaan visi dan pandangan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Namun, perbedaan tersebut tidak boleh menjadi sumber perpecahan dan kerusuhan.

“Kami terus mengimbau kepada seluruh partai politik untuk menjaga konstituen agar tidak memperkeruh situasi menjelang pemilu,” tegasnya.

Mantan Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri ini juga menyinggung pelaksanaan debat terakhir Capres dan Cawapres di JCC pada awal Februari lalu.

Menurut Faizal, gandengan tangan di akhir sesi debat itu merupakah contoh kedewasaan dari setiap calon pemimpin. Meskipun saling menyerang selama kampanye, namun mereka menyadari bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam demokrasi.

“Yang penting adalah bagaimana perbedaan tersebut bisa menyatu. Kita berharap agar di daerah khususnya di Tanjungpinang, situasinya juga demikian, di mana tidak ada konflik atau serangan antar sesama. Yang penting adalah menjaga Tanjungpinang sebagai Kota Melayu yang berbudaya dan bermartabat,” ucapnya.

Selain KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga berperan dalam penyelenggera Pemilu di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu), Bawaslu bertugas sebagai lembaga yang mengawasi Pemilu di seluruh wilayah Indonesia agar berjalan sesuai aturan, termasuk di Kota Tanjungpinang.

Ketua Bawaslu Kota Tanjungpinang, Muhammad Yusuf, menyatakan bahwa sejak awal tahapan, Bawaslu telah membuat deklarasi untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam Pemilu bersama partai politik dan pemangku kepentingan lainnya.

Dalam menjalani tahapan ini, pendekatan yang lebih banyak dilakukan adalah persuasif dan komunikatif bersama anggota partai politik untuk memastikan keberlangsungan Pemilu yang berkualitas. Tak hanya itu, integritas penyelenggara Pemilu dan ketaatan aturan dari para peserta pemilu serta pemilih yang cerdas merupakan indikator utama dalam mewujudkan Pemilu Damai.

Yusuf juga menekankan pentingnya menegakkan aturan, seperti penertiban Alat Peraga Kampanye (APK), serta memberikan pemahaman dan merespon terhadap protes yang diajukan oleh pihak-pihak terkait selama pelaksanaan Pemilu.

Untuk mewujudkan Pemilu yang damai, Yusuf menekankan bahwa diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk KPU, media, dan partai politik.

“Komitmen dari partai politik juga sangat penting karena jika mereka tidak patuh, mereka akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” katanya.

Terkait netralitas, Yusuf menegaskan bahwa Bawaslu tidak memiliki pilihan selain netral, karena jika tidak, hal tersebut dapat menimbulkan protes dari berbagai pihak. Masyarakat juga memiliki hak untuk melaporkan jika menemukan ketidaknetralan dari pihak Bawaslu, karena ada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

“Terakhir, saya berharap agar semua peserta Pemilu patuh pada aturan dan menghindari praktik politik uang, yang dapat merusak demokrasi. Saya juga mengajak semua kontestan untuk bertarung secara cerdas dan adil dalam pesta demokrasi ini, mengingat negara telah mengeluarkan biaya besar untuk menyelenggarakan Pemilu ini,” tutupnya.

Menjaga Kondusifitas dan Keamanan Pemilu

Dalam menyongsong Pemilu Damai, peran aparat keamanan, terutama kepolisian, serta lembaga independen dianggap sangat penting untuk mewujudkan Pemilu yang adil dan berintegritas. Pemilu Damai bukanlah sekadar proses, melainkan juga terkait erat dengan peran polisi dalam menjaga keamanan serta menciptakan lingkungan yang kondusif di tengah masyarakat.

Kehadiran kepolisian dalam menciptakan Pemilu yang damai tahun ini pun sudah ditegaskan langsung oleh Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun Bhayangkara ke-77 di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta pada 2 Juli 2023 lalu.

Kapolri menegaskan bahwa Polri saat ini memberikan perhatian khusus terhadap Pemilu. Dia mengingatkan bahwa siapapun yang terpilih dalam pemilihan presiden nanti, masyarakat diharapkan tetap harus mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

“Kerjasama antara Polri, masyarakat, dan seluruh elemen bangsa dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas bersama untuk mengawal Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Kapolri.

Kapolri juga menyampaikan bahwa Polri bersinergi dengan TNI dan masyarakat dalam menjalankan tugasnya terkait Pemilu. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak serta masyarakat agar bisa mewujudkan Pemilu damai tahun 2024.

“Siapapun yang terpilih nanti, yang kita utamakan adalah menjaga persatuan dan kesatuan, meskipun ada perbedaan dalam pilihan,” tegasnya.

Sinergitas TNI-Polri dalam mewujudkan Pilkada 2018 di Kota Tanjungpinang. Foto: Albet

Untuk mewujudkan situasi keamanan dan keteriban masyarakat selama Pemilu yang aman, sejuk dan damai, Polri telah melaksanakan kegiatan khusus yakni Operasi Nusantara Cooling System. Hal ini bertujuan menciptakan situasi yang damai, aman, dan kondusif menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Di jajaran Polresta Tanjungpinang, operasi ini telah dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang mencakup pemberian bantuan sosial, tali asih, dialog bersama warga, gotong royong, ibadah Jumat keliling, hingga pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM).

Pada Senin, 29 Januari 2024, Kapolresta Tanjungpinang, Komisaris Besar Polisi Heribertus Ompusunggu turun langsung untuk berdialog bersama warga Kecamatan Tanjungpinang Barat. Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan masyarakat untuk berpartisipasi dan menyukseskan Pemilu tahun ini.

“Sebentar lagi Pemilu, jangan jadikan perbedaan sebagai masalah, tapi jadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk membangun, kita harus cermat, pintar menggunakan hak suara kita,” pesan Kapolresta.

Ingin Pemilu Berakhir Damai dan Demokratis

Arifin, warga Kelurahan Batu 9, Kecamatan Tanjungpinang Timur menitip harapan besar dan pesta demokrasi kali ini. Dikatakannya, Pemilu 2024 diharapkan akan menjadi ajang yang tidak hanya menentukan pemimpin bangsa, tetapi juga membuktikan kematangan demokrasi di Indonesia.

Debat pamungkas yang berlangsung di JCC itu, menurutnya terkesan damai dan bersahabat. Selain itu mampu memberikan harapan bahwa masyarakat Indonesia dapat menyuarakan pilihannya tanpa terpengaruh oleh ketegangan politik yang berlebihan.

Dengan momen hangat dan bersahabat yang tercipta di akhir debat, ketiga pasangan Capres-Cawapres memberikan contoh bahwa persaingan politik tidak harus merusak hubungan sosial dan persaudaraan.

“Debat pamungkas ini menjadi penegasan bahwa pesta demokrasi Indonesia tetap dapat diwarnai oleh semangat persatuan dan kebersamaan, menjadikan Indonesia sebagai negara yang damai dan demokratis,” pungkasnya.

Penulis/Editor: Albet

Pos terkait