Ekonomi Tanjungpinang: Potensi Terpendam yang Menanti Gebrakan Nyata

KABARTIGA.ID, Tanjungpinang – Sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, Tanjungpinang memegang peran strategis dalam dinamika ekonomi kawasan. Letaknya yang berada di jalur pelayaran internasional dan kedekatannya dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia semestinya menjadi kekuatan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kota ini. Namun, realita yang terlihat belum sepenuhnya menggambarkan potensi tersebut. Ekonomi Tanjungpinang masih berputar pada sektor-sektor tradisional seperti perdagangan kecil, pariwisata, dan jasa, sementara sektor industri dan investasi besar masih tertatih.

Ketimpangan Potensi dan Aksi

Pertumbuhan ekonomi Tanjungpinang cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh minimnya hilirisasi sumber daya, belum optimalnya infrastruktur pendukung, serta lemahnya ekosistem kewirausahaan lokal. Padahal, Tanjungpinang memiliki aset geografis, budaya, dan sejarah yang seharusnya menjadi magnet investasi dan pusat aktivitas ekonomi baru.

Contoh paling jelas adalah kawasan pesisir dan pelabuhan. Jika dikelola modern dan terintegrasi, kawasan ini bisa menjadi pusat logistik dan perdagangan yang menopang kebutuhan wilayah hinterland seperti Bintan, Lingga, dan Natuna. Sayangnya, pengelolaan masih konvensional, dan konektivitas antar wilayah belum optimal.

Pariwisata, UMKM, dan Harapan Baru

Sektor pariwisata sebenarnya menyimpan potensi percepatan ekonomi, mengingat Tanjungpinang memiliki berbagai situs sejarah seperti Pulau Penyengat, serta keindahan bahari yang memesona. Namun, keterbatasan promosi digital, kurangnya event berskala besar, dan masih terbatasnya infrastruktur wisata membuat geliat sektor ini belum signifikan terhadap PDRB kota.

UMKM sebagai tulang punggung ekonomi rakyat pun menghadapi tantangan serupa. Banyak pelaku usaha kecil belum tersentuh pelatihan digital marketing, akses modal masih terbatas, dan rantai distribusi belum efisien. Dalam kondisi seperti ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan, bukan hanya sebagai regulator, tapi juga fasilitator dan katalisator pertumbuhan ekonomi berbasis rakyat.

Langkah Strategis ke Depan

Untuk membawa ekonomi Tanjungpinang naik kelas, dibutuhkan langkah-langkah strategis dan kolaboratif:

  1. Peningkatan infrastruktur ekonomi, terutama pelabuhan, kawasan perdagangan, dan jaringan internet sebagai penopang ekonomi digital.
  2. Mendorong investasi sektor prioritas seperti logistik, maritim, dan industri kreatif, dengan insentif dan kemudahan regulasi.
  3. Revitalisasi dan digitalisasi UMKM melalui pelatihan, akses modal, dan integrasi dengan pasar daring.
  4. Menghidupkan ekonomi kreatif dan pariwisata budaya lewat kolaborasi komunitas, pemerintah, dan swasta.
  5. Membangun konektivitas antardaerah dalam lingkup Kepulauan Riau sebagai satu kesatuan ekonomi terpadu.

Tanjungpinang bukan kota yang kekurangan potensi, tetapi kota yang butuh keberanian dan inovasi untuk menjawab tantangan zaman. Momentum ini ada di tangan kita semua: pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan generasi muda. Bila dikelola dengan visi dan aksi nyata, Tanjungpinang bisa menjadi simpul ekonomi unggul di perbatasan barat Indonesia, bukan hanya sekadar ibu kota provinsi.

Pos terkait