KABARTIGA.ID, Lingga – Gelombang laut yang terus menghantam kawasan pesisir Pulau Mepar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan warga.
Abrasi di sisi belakang pulau kini semakin meluas dan telah menggerus daratan hingga sekitar lima meter, dengan panjang area terdampak mencapai hampir satu kilometer. Kondisi tersebut tampak jelas di sepanjang tebing perbukitan yang berbatasan langsung dengan laut.
Lapisan tanah yang rapuh terus terkikis sedikit demi sedikit, menyebabkan area pesisir semakin mendekati kawasan permukiman penduduk.
Kepala Desa Mepar, Faif Sundoyo, mengatakan abrasi tersebut berpotensi mengancam bangunan sekolah yang berdiri tidak jauh dari lokasi terdampak.
“Hampir mendekati sekolah di belakangnya. Kami khawatir jika tidak ada pencegahan dari sekarang, sekolah bisa tergerus dan ambruk,” ungkap Faif, Selasa (21/10/2025).
Selain mengancam fasilitas pendidikan, abrasi juga telah memusnahkan salah satu situs sejarah penting di desa tersebut, yakni perigi tua atau sumur bersejarah peninggalan masyarakat tempo dulu.
“Situs sejarah, yaitu perigi tua atau sumur, telah hilang akibat abrasi,” ujarnya dengan nada prihatin.
Sebagai langkah awal, pemerintah desa bersama warga dan anggota Linmas mulai melakukan upaya penanggulangan mandiri dengan menanam bibit mangrove di sepanjang garis pantai yang terdampak.
“Pemerintah desa hari ini bersama Linmas menanam mangrove. Ini langkah kecil, tapi semoga bermanfaat untuk menahan gelombang,” katanya.
Meski demikian, Faif menegaskan bahwa langkah warga tidak akan cukup tanpa dukungan pemerintah daerah. Ia berharap ada pembangunan tanggul penahan gelombang secara permanen agar kerusakan tidak semakin meluas.
“Kami berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan tanggul penahan abrasi. Kalau dibiarkan, bukan hanya sekolah dan rumah warga yang terancam, tapi juga warisan sejarah desa kami,” ujarnya.











