Wiriyanto Aswir Pimpin Badko HMI Riau-Kepri: Komitmen Bangun Kader Umat, Teguhkan Gerakan Advokasi, dan Selamatkan Lingkungan

KABARTIGA.ID, Pekanbaru – Semangat baru mengalir ke tubuh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) wilayah Riau dan Kepulauan Riau. Wiriyanto Aswir resmi dilantik sebagai Ketua Umum Badko HMI Riau-Kepri pada Sabtu, 17 Mei 2025 di Gedung Pauh Janggi, Pekanbaru, Riau. Dengan membawa visi besar yang menempatkan pendidikan kader, advokasi masyarakat, dan penyelamatan lingkungan hidup sebagai tiga pilar utama arah gerak organisasi.

Dalam sambutannya pasca pelantikan, Wiriyanto menegaskan bahwa langkah awal yang akan ia lakukan adalah konsolidasi internal melalui advance training yang dirancang menyeluruh dan progresif. “Pelatihan lanjutan ini bukan sekadar rutinitas, tapi ruang akselerasi untuk membentuk kader intelektual-organis yang peka terhadap problematika umat dan bangsa,” tegasnya di hadapan jajaran pengurus dan senior HMI.

Bacaan Lainnya

Tak hanya fokus pada internal, ia menekankan pentingnya membangun sinergi lintas cabang dan menjahit ulang komunikasi dengan para senior di setiap lini. “Badko akan bersinergi aktif dengan cabang-cabang, mendorong pembentukan Badan Pengelola Latihan (BPL) di seluruh wilayah yang telah eksis, dan menjajaki ekspansi pembentukan cabang baru melalui dukungan para senior serta Forkopimda,” ujarnya.

Dalam bidang kaderisasi, Wiriyanto tak ingin Badko hanya jadi simbol. Ia mendorong setiap fungsionaris Badko untuk aktif menciptakan program yang relevan, menarik, dan menjawab kebutuhan kader kekinian. “Enam bulan ke depan seluruh fungsionaris wajib tuntas hingga jenjang training paripurna. Ini bukan sekadar target administratif, tapi misi ideologis. Setelah pleno pertama, akan kita lakukan evaluasi dan penyegaran,” tambahnya.

Wiriyanto juga menyoroti realitas bahwa masih banyak cabang yang tidak aktif atau hanya muncul saat kongres. Ia berkomitmen menuntaskan kondisi ini. “Tak boleh lagi ada cabang yang pincang. Jika masa jabatan habis, segera Konfercab. Jika belum punya BPL, harus dibentuk. Ini soal tanggung jawab struktural dan keberlanjutan kaderisasi,” tegasnya.

Menanggapi dinamika di tubuh PB HMI, ia menyayangkan tidak adanya keterwakilan dari Kepri saat ini. “Riau masih memiliki perwakilan di PB, namun Kepri absen. Karena itu, sinergi antara pusat dan daerah mutlak dibutuhkan. Kader di pusat juga mesti turun tangan memperkuat pengembangan kaderisasi di cabang,” ujarnya, seraya mengingatkan pentingnya soliditas di tengah tantangan komunikasi dan segmentasi gerbong politik.

Ia mengakhiri sambutannya dengan seruan moral: “HMI harus kembali ke khittah-nya. Bukan arena rebutan posisi, tapi ruang pengkaderan murni untuk mencetak insan-insan cita: insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur.”

Dengan kepemimpinan baru ini, publik Riau-Kepri menaruh harapan besar: HMI tak hanya eksis dalam narasi sejarah, tapi hadir sebagai pelopor perubahan sosial yang konkret, strategis, dan berpihak pada rakyat.

Pos terkait